Sabtu, 27 Juni 2020

Langkah Polda Jatim Membentuk Kampung Tangguh Semeru
Kampung Tangguh Semeru (Sehat, Aman, Tertib, Rukun) merupakan bentuk kepedulian Kapolda Jatim Irjen Pol Mohammad Fadil Imran untuk menekan penyebaran virus covid-19 di Jawa Timur. Kampung tangguh sendiri merupakan program kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Forkopimda yakni Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya.

Seperti yang kita tahu kalau dalam sebulan terakhir Jawa Timur masuk zona merah covid-19. Menurut informasi saat ini sudah ada sekitar 1559 kampung tangguh semeru di Polda Jawa Timur. Program unggulan Polda Jawa Timur ini semakin digencarkan mengingat angka lonjakan pasien positif corona di daerah Jawa Timur yang meningkat signifikan.


OPTIMALISASI DESA MEMUTUS PENYEBARAN COVID-19

Wabah covid-19 ini tidak hanya berdampak pada segi kesehatan dan perekonomian masyarakat. Tetapi juga berdampak pada sistem sosial dan budaya yang di dalamnya mengandung unsur penting seperti gagasan, nilai, dan norma yang ada pada masyarakat. Ketiga unsur ini ada yang mengalami penguatan ada juga yang mengalami perubahan sebagai dampak adanya pandemi Covid-19.

Pertama adalah gagasan, merupakan suatu kontruksi pemikiran yang dibangun secara sosial di masyarakat sebagai pengemban kebudayaan dalam menyikapi lingkungan dan keadaan, termasuk pada kondisi pandemi ini. Kuatnya gagasan masyarakat pedesaan yaitu tidak makan jika tidak bekerja menjadi salah satu faktor penguat mereka tetap bekerja dan mengindahkan himbauan pemerintah untuk tetap di rumah.

Penyebab yang kedua adalah nilai dan ini merupakan gagasan mengenai ukuran apakah suatu pengalaman atau tindakan bisa berarti pantas atau tidak pantas di lingkungan masyarakat pedesaan. Seperti halnya nilai kepercayaan yang sebagian juga ikut mengalami perubahan akibat kebijakan publik yang ada di tengah Pandemi.

Masyarakat pedesaan yang biasa melakukan ta’ziyah, tahlilan, slametan pernikahan, dan lain sebagainya kini mulai dibatasi atau dihimbau untuk jaga jarak sebagai bentuk kebijakan pemerintah dalam mengatasi covid 19. Terakhir yang ketiga adalah norma, dipahami sebagai aturan tidak tertulis bersama dalam menjalani kehidupan juga tentu banyak mengalami perubahan akibat adanya pandemi covid-19 ini.

Contohnya saja seperti ketika bertemu orang lain kebiasaan berjabat tangan, kini sudah dihimbau untuk tidak dilakukan di kalangan masyarakat. Dalam hal ini perangkat desa hingga pengurus rukun tetangga harus memberikan penjelasan dan pemahaman agar peraturan sosial baru dapat diterima kepada masyarakat setempat.

Terlebih lagi bila melihat respon masyarakat desa terhadap virus covid-19 yang kebanyakan masih belum mengerti bahaya yang bisa ditimbulkan, dikhawatirkan menjadi penyebab baru meningkatnya penyebaran virus covid-19 ini.

MEMUTUS PENYEBARAN COVID-19 MELALUI KAMPUNG TANGGUH SEMERU

Program kampung tangguh memang sengaja difokuskan di kampung atau desa yang angka penyebaran Covid-19 baik pasien positif, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) masih cukup tinggi. Tiga pilar di tingkat terendah yakni Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Kepala Desa saling bantu dalam memperkuat Kampung Tangguh.

Peraturan sosial baru juga akan berdampak terhadap psikologis masyarakat supaya tidak lagi panik atau ketakutan. Dari sini diharapkan masyarakat desa bisa tangguh informasi sesuai dengan konsep kampung tangguh yang bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat desa dalam mengatasi masalah ekonomi, sosial, keamanan, dan kesehatan.

Langkah Polda Jawa Timur dalam membentuk kampung tangguh semeru yang dioptimalkan pada desa atau kampung memang pantut diapresiasi. Nilai gotong royong masyarakat desa yang masih kuat bisa menjadi penyebab berhasilnya tujuan dari #KampungTangguhSemeru. Selain itu masyarakat desa bisa menjadi kekuatan dalam menjaga ketahanan nasional.
Wawancara Kampung Tangguh Semeru Bersama Kapolres Bangkalan
Tidak terasa ya sudah hampir 4 bulan lamanya masyarakat Indonesia dibuat gempar dengan adanya virus covid-19. Ya, virus ini bukan lagi sekadar mimpi, siapa saja bisa terinfeksi baik yang tua maupun mereka yang masih muda. Jujur, tidak mudah untuk bisa tetap bertahan hidup di tengah pandemi virus corona.

Masyarakat dibuat kebingungan, ketakutan, cemas, bahkan tidak sedikit lho dari mereka yang malah bersikap denial dengan kondisi saat ini. Mereka menolak mengakui kalau saat ini kita semua sedang dalam situasi yang darurat, mereka tidak mau menghadapi fakta kalau virus covid-19 ini memang nyata adanya dan berbahaya.

DAMPAK PENYEBARAN PANDEMI COVID-19

Sampai akhirnya pemerintah mengeluarkan perintah resmi untuk tetap di rumah saja, beraktifitas dari rumah saja. Anak-anak sekolah terpaksa tidak bisa belajar di sekolah, para pekerja kantor juga banyak yang ditugaskan di rumah. Tapi ternyata kondisi ini tidak berlaku bagi mereka yang bekerja untuk "makan hari ini".

Mereka terpaksa untuk tetap bekerja di luar rumah seperti biasa, melupakan kenyataan bahwa ancaman covid-19 bisa saja menghampiri kapan saja. Urusan perut memang tidak bisa ditawar, mereka rela melawan ancaman virus ini demi bisa terus bertahan hidup. Di daerah-daerah masih bisa saya temukan aktifitas pasar yang masih ramai, penarik ojek yang selalu ada, para tukang becak yang dengan sabar menanti pelanggan dan para pejuang perut lainnya.

Dilema tentu dirasakan betul oleh pemerintah, fokus pemerintah saat ini benar-benar terpecah. Di satu sisi pemerintah berjuang untuk bertahan di tengah pandemi sambil mentaati protokol kesehatan dengan strategi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan di sisi lain harus bisa mengatur kebutuhan masyarakat baik itu kesehatan, pangan, keamanan, informasi dsbnya.

Ternyata bukan cuma itu saja, pandemi saat ini mengakibatkan banyak perusahaan terpaksa memberhentikan karyawan, PHK masal pun tidak bisa dihindari. Otomatis tingkat pengangguran semakin tinggi, keadaan ekonomi mulai tidak stabil tapi kita semua dipaksa untuk bertahan dalam kondisi saat ini.

Dampak covid-19 pada sektor ekonomi, sosial dan budaya membuat masyarakat harus bisa melihat berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan. Dan untuk bisa mengatasi keadaan saat ini Kepolisian Daerah Jawa Timur mengadakan program unggulan yakni Kampung Tangguh Semeru.


WAWANCARA DENGAN KAPOLRES BANGKALAN

Rasa ingin tahu saya mengenai program Kampung Tangguh Semeru pun membuat saya datang ke Polres Bangkalan. Alhamdulillah, kedatangan saya siang itu disambut hangat oleh Kapolres Bangkalan AKBP. Rama Samtama Putra.

Kampung Tangguh Semeru sendiri merupakan progam unggulan dari Polda Jawa Timur yang bertujuan sebagai upaya melawan sekaligus memutus penyebaran virus covid-19. Program ini dimulai dari lingkup yang paling kecil dulu yakni dari desa, dengan melibatkan peran aktif masyarakat desa.

Tentu dengan peran serta masyarakat desa diharapkan Kampung Tangguh Semeru bisa efektif menanggulangi atau setidaknya bisa memutus mata rantai penyebaran virus covid-19. Kampung tangguh Semeru merupakan inovasi Kapolda Jatim Irjen DR. M Fadil Imran MSi yang berbasis pada problem solving (pemecahan masalah dengan solusi) atau problem oriented policing (POP).

#KampungTangguhSemeru juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan keamanan.
Prinsip POP sendiri adalah sebuah strategi kolaboratif antara polisi dan masyarakat yang berfokus pada pemecahan permasalahan, melalui upaya identifikasi, analisis, penentuan aplikasi pemecahan masalah dan evaluasi.
Tujuan dari prinsip POP yakni mengedukasi masyarakat untuk bisa menjadi masyarakat mandiri dan mampu menyelesaikan pemasalahan yang ada di desanya, masyarakat juga semakin peduli dengan keadaan sekitar. Bagaimana masyarakat bisa tetap sehat, produktif dan tangguh bertahan di tengah pandemi.

VIDEO WAWANCARA TENTANG KAMPUNG TANGGUH SEMERU


Jumat, 26 Juni 2020

Menelusuri Kampung Tangguh Semeru di Desa Pejagan
Letaknya yang cukup dekat dari rumah sehingga Kampung Tangguh Semeru Pejagan menjadi tujuan terakhir saya untuk terjun langsung melihat kondisi di lapangan. Semalam sebelum kunjungan ke sana, saya sudah membuat janji dan mengobrol sebentar dengan Bapak RW 1 Desa Pejagan.

Singkat cerita menurut Pak Jamal, awal mula adanya kampung tangguh semeru di Desa Pejagan ini karena adanya pasien positif covid-19 yang meninggal dunia. Tidak lama setelah pasien pertama meninggal lalu disusul oleh pasien positif kedua yang meninggal. Dari sanalah Kapolres Bangkalan AKBP. Rama Samtama Putra memberikan perintah untuk diadakan kampung tangguh di desa Pejagan.


Awalnya banyak masyarakat sekitar yang bersikap antipati dengan keputusan untuk membentuk kampung tangguh di sana. Pak Jamal menceritakan bagaimana respon sebagian masyarakat yang masih menanggap remeh apa yang dilakukan oleh perangkat desa demi menekan penyebaran angka pasien positif corona.

Pasar pagi yang ada di sana juga sempat ditutup selama tiga hari, keputusan tersebut dilakukan karena menurut Pak Jamal letak pasar dan rumah pasien positif kedua yang meninggal dunia cukup dekat. Sehingga keputusan menutup pasar sementara dibuat dengan tujuan untuk men-sterilkan lingkungan di sekitar pasar.

Selain itu kekhawatiran Pak Jamal terhadap masyarakat yang akan datang untuk berbela sungkawa maupun datang ta'ziyah ke rumah korban apabila pasar tetap dibuka. Dampak covid-19 memang luar biasa, norma dan budaya yang ada di masyarakat mau tidak mau harus ditiadakan dulu selama masa pandemi ini, seperti berjabat tangan saat bertemu.

Kondisi Kampung Tangguh Semeru di Desa Pejagan

Korban Covid-19 Berurutan di Desa Pejagan

Tidak mudah memang meredam dinamika yang ada di masyarakat Pejagan saat itu, pro dan kontra terus ada sampai Pak Jamal pun tidak luput mendapat penilaian negatif dari masyarakatnya sendiri. Hingga akhirnya korban ke tiga covid-19 pun ada, dan kebetulan koban ke tiga masih saudara dengan korban ke dua.

Sambil menghela nafas panjang Pak Jamal melanjutkan ceritanya, mengejutkan sekali korban ke tiga ada tidak lama berselang dari meninggalnya korban ke dua dimana para korban ini masih berstatus keluarga. Lalu, tidak perlu waktu yang lama korban ke empat pun ikut menyusul menambah deretan korban covid-19.

Dari sini masyarakat yang dulunya bersikap antipati dan acuh tentang virus ini mulai waspada dan mau diajak bekerjasama, bahu membahu melindungi diri dari terpapar covid-19. Namun, kabar duka itu hadir lagi setelah korban ke lima yang lagi-lagi masih memiliki hubungan keluarga dengan korban sebelumnya ikut menyusul.

Posko Kampung Tangguh Semeru Desa Pejagan

Melihat Kesiapan Kampung Tangguh Semeru Desa Pejagan

Banyaknya korban yang berguguran karena covid-19 membuat masyarakat Desa Pejagan menjadi lebih peduli dan ikut berperan dalam suksesnya program kampung tangguh. Minggu pagi sekitar pukul 7 saya dan Pak Jamal beserta tim koordinasi kampung tangguh Pejagan siap berkeliling desa untuk melihat dan meninjau langsung fasilitas umum yang ada.

Kali ini, Kampung Tangguh Semeru Pejagan terlihat lebih siap dalam menjalankan program dari Polda Jawa Timur ini salah satunya adalah Lumbung Pangan yang sudah tersedia dalam 1 paket dan siap di distribusikan pada mereka yang terdampak Covid-19 ini

Lumbung Pangan yang siap di distribusikan

Saat saya masuk ke dalam tempat lumbung pangan dan obat-obatan di dalam sudah tersedia banyak simpanan sembako, seperti beras, telur, dan mie instan. Yang menurut Pak Jamal berasal dari sumbangan warga yang mampu dan beberapa berasal dari sumbangan donatur dari luar desa untuk diberikan kepada warga yang membutuhkan.

Disalah satu sudut ruangan ada juga Posko Kesehatan yang sudah tersedia obat obatan termasuk Tabung Oksigen untuk membantu pernafasan bagi mereka yang mempunyai masalah pada paru-paru sebagai salah satu efek dari Covid-19 ini.

Fasilitas Ruang Kesehatan

Di sebelah utara, sekitar 50 meter dari Posko Kampung Tangguh Semeru ada ruang Karantina yang dikhususkan untuk warga ODR (Orang Dalam Resiko) atau ODP (Orang Dalam Pemantauan) sehingga penyebaran Covid-19 memang benar-benar di tekan dan diputus mata rantainya.

Rumah Karantina Khusus untuk ODR dan ODP

Disudut Kampung Sattowan terdapat Poskamling untuk menjaga keamanan sekaligus mendeteksi warga luar kampung yang datang ke Daerah Sattowan sebagai langkah dini memutus penyebaran Covid-19 sehingga daerah tersebut menjadi aman dan sehat.

Poskamling RT.01 RW.10 Kelurahan Pejagan

Selain itu protokol kesehatan selama masa pandemi benar-benar dijalankan oleh masyarakat sekitar. Seperti rajin mencuci tangan bahkan kebanyakan di depan rumah warga sudah ada tempat cuci tangan lengkap dengan sabun, menjaga jarak dan wajib menggunakan masker. Semua dilakukan dengan kesadaran masing-masing, saya salut melihat kekompakan dan kerjasama antara masyarakat desa Pejagan, perangkat desa dan tentu Polres Bangkalan.

Tentunya semua dilakukan demi berhasilnya program #KampungTangguhSemeru dalam menekan penyebaran virus covid-19. Semoga kedepannya tidak ada lagi warga desa Pejagan yang menjadi korban keganasan virus corona ini.

VIDEO WAWANCARA DENGAN SATGAS KAMPUNG TANGGUH SEMERU
KMP. SATTOAN - KELURAHAN PEJAGAN


Kamis, 25 Juni 2020

Penerapan Kampung Tangguh Semeru di Desa Bilaporah
Kampung Tangguh Semeru kedua yang saya kunjungi adalah Kampung Tangguh Semeru di Desa Bilaporah tepatnya di Perumahan Griya Abadi Bangkalan. Letaknya yang berada di perbatasan antara dua kecamatan di Bangkalan ternyata tidak mengurangi nilai kerawanan terpapar virus covid-19. Bahkan salah satu pasien positif covid-19 di awal-awal dulu berasal dari sana.

Tentu saja dengan adanya pasien positif para warga perumahan mulai ketakutan, cemas dan panik. Panik dan takut yang berlebihan tidak akan menghasilkan solusi malah biasanya akan menambah keadaan semakin rumit. Mungkin hal tersebut yang menjadi keyakinan para warga perumahan untuk kembali optimis dan waspada.


Dari situlah awal mula Kampung Tangguh Semeru di Perumahan Griya Abadi, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah dibentuk untuk mengantisipasi terjadinya penularan Covid-19 yang telah memakan korban dan sampai saat ini berjalan juga terbukti mampu memutus mata rantai penyebaran virus.

Melihat Kampung Tangguh Semeru Perumahan Griya Abadi Bangkalan


Di tengah hari yang cukup panas saya melewati portal penjagaan yang ada di pintu masuk kawasan perumahan. Alhamdulillah, di sana sudah dijaga cukup ketat selama 24 jam secara bergantian antar warga. Beberapa warga yang saya temui saat menjaga portal juga sudah menggunakan masker dan menjaga jarak.

Warga Menjaga Portal 24 Jam

Keberadaan kampung tangguh di perumahan Griya Abadi ini tidak lepas dari partisipasi masyarakat setempat. Warga yang tinggal di perumahan dilibatkan secara langsung dan turut ambil bagian dalam kegiatan di dalamnya. Setelah menjelaskan maksud kedatangan saya ke sana, saya diizinkan masuk dan langsung bertemu dengan Bapak Anang.

Beliau yang akan menemani saya berkeliling melihat fasilitas kesehatan yang ada untuk menunjang berhasilnya kampung tangguh di kawasan perumahan. Berbeda dengan kampung tangguh yang ada di Desa Galis Barat yang suasananya khas sekali suasana desa. Di perumahan sama seperti perumahan pada umumnya, sepi dan jarang ada warga yang di luar rumah.

Pos Kamling terletak di depan gerbang pintu masuk perumahan, yang berdampingan dengan portal penjagaan. Salah satu konsep kampung tangguh ada adalah tangguh dalam keamanan dengan adanya pos kamling diharapkan di kawasan perumahan keamanannya terjamin terlebih di musim pandemi seperti saat ini.

Poskamling Kampung Tangguh Semeru Desa Bilaporah

Berlanjut masuk ke dalam perumahan sekitar 100 meter dari portal, Pak Anang mengajak saya untuk masuk ke dalam sebuah rumah yang sudah dialih fungsikan sebagai tempat posko kesehatan, lumbung pangan dan sekaligus tempat obat-obatan. Jujur saja saya sebenarnya kaget karena tiga posko dijadikan dalam satu tempat.

Posko Kampung Tangguh Semeru

Dengan konsep tempat yang digabung menjadi satu seperti itu apakah aman dalam menjaga jarak antar warga yang datang?. Tapi, setelah saya perhatikan ke sekeliling memang tidak terlihat ada warga yang datang. Saya berpikir mungkin karena sudah tidak ada pasien positif, ODP maupun ODR jadi tidak ada aktifitas.

Menurut penjelasan yang diberikan oleh Pak Anang, sejak adanya pasien ODR, ODP dan positif covid-19 yang dirawat di rumah sakit para warga sudah tidak terlalu takut. Tidak terlalu takut di sini maksudnya adalah warga tetap waspada. Dari penjelasan tersebut telah membuktikan bahwa dengan adanya program kampung tangguh semeru bisa membantu menekan angka penyebaran covid-19 di perumahan Griya Abadi Kecamatan Socah.

Untuk tempat karantina ternyata berada di bagian depan dekat gerbang pintu masuk perumahan. Sebuah rumah besar dan kosong kini berfungsi sebagai tempat karatina warga yang reaktif covid-19. Saat masuk ke dalam, lagi-lagi saya dibuat kaget karena ternyata di dalam tidak ada apa-apa bahkan tempat tidur untuk digunakan bila ada warga yang terinfeksi pun tidak ada.

Rumah Karantina

Di dalam ruangan hanya ada sebuah meja kecil yang saya lihat, rumah dengan ukuruan besar yang dijadikan tempat karantina itu pun isinya benar-benar kosong. Baiklah, saya kembali berpikir mungkin akan disiapkan tempat tidur bila ada lagi warga yang reaktif covid-19. Meskipun begitu saya sebagai warga Bangkalan ikut merasa bahagia karena di Perumahan Griya Abadi warganya sudah tidak ada yang positif covid-19.

Harapan saya dengan adanya #KampungTangguhSemeru tentu saja semoga keadaan seperti ini bisa terus dapat bertahan atau bahkan ditingkatkan lagi sampai virus corona bisa benar-benar hilang yang penting tetap Optimis dan Waspada

WAWANCARA BERSAMA KETUA RW DESA BILAPORAH

Rabu, 24 Juni 2020

Menelisik Kampung Tangguh Semeru di Desa Galis Barat
Penasaran dengan wujud Kampung Tangguh Semeru seperti apa dan apa saja prosedur yang ada di dalamnya, akhirnya saya datang langsung ke desa di Kecamatan Galis yang ditunjuk sebagai kawasan Kampung Tangguh Semeru yaitu Desa Galis Barat, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.

Berangkat lebih pagi sambil menikmati alam Pedesaan yang hijau dengan banyaknya tumbuhan membuat saya menikmati perjalanan apalagi semenjak Pandemi Covid-19 saya lebih banyak berdiam diri dirumah mengantisipasi penyebaran wabah ini.


Melihat Lebih Dekat Kampung Tangguh Semeru di Desa Galis Barat 

Sebuah palang pintu yang terbuat dari beberapa bambu yang direkatkan spanduk dengan tulisan Kampung Tangguh Semeru menyambut kedatangan saya pagi itu. Dari pintu masuk sudah terasa ketatnya protokol kesehatan covid-19 di desa Galis Barat. Seorang warga datang mendekat ke saya untuk bertanya tujuan saya datang ke desa tersebut.

Portal Desa Galis Barat

Kebetulan sebelum pergi ke sana saya sudah membuat janji dengan salah seorang perangkat desa. Setelah mengetahui maksud dan tujuan kedatangan saya, protokol kesehatan selanjutnya yang harus saya lewati adalah pengecekan suhu tubuh. Alhamdulillah, karena suhu tubuh saya normal sehingga diizinkan masuk melewati palang bambu.

Tidak berapa lama menunggu akhirnya Pak Ulum datang, beliau adalah perangkat desa yang sudah saya hubungi dan tahu tujuan saya datang ke desa Galis Barat. Menurut penjelasan dari Pak Ulum palang pintu dijaga dari pukul 9 pagi hingga malam, memang belum 24 jam dijaga, saat tidak dijaga masyarakat desa masih bisa bebas keluar masuk.

Kemudian saya dipersilahkan untuk duduk di sebuah Poskamling yang biasa digunakan untuk menjaga keaman Desa. Sesekali pandangan saya tertuju pada situasi desa pagi itu, beberapa saya lihat ada tempat cuci tangan yang diletakkan di depan rumah para warga. Saya tersenyum, ternyata memang benar warga desa di sini turut mengambil peran demi suksesnya tujuan diadakan Kampung Tangguh Semeru.

Poskamling untuk menjaga Keamanan Desa

Di desa Galis Barat ada prosedur yang harus dilakukan bagi masyarakat luar kota yang ingin datang berkunjung. Yakni harus memiliki surat kesehatan bahwa bebas covid-19 dari Puskesmas Galis. Masyarakat yang ingin masuk ke desa harus melakukan screening dulu di puskesmas, hal ini bertujuan untuk melindungi warga desa dari risiko tertular virus covid-19.

Langsung saja setelah berbincang sebentar, Pak Ulum mengajak saya untuk berkeliling melihat fasilitas umum dan keadaan di desa Galis Barat. Tadi saat sedang diperiksa di pintu masuk saya melihat ada kebun kecil yang menarik perhatian saya, letaknya tepat di belakang posko ronda. Saya pun diajak melihat ke sana, sambil membawa kamera di tangan, kaki saya melangkah mengikuti langkah Pak Ulum.

Dan ternyata kebun kecil yang indah tersebut merupakan tanaman obat yang memang dirawat dan dibudidayakan sebagai simpanan obat alami bagi masyarakat desa. Bahkan beberapa orang warga dan tim PKK ikut turun langsung merawat berbagai macam tanaman obat yang ada di kebun tersebut.

Apotik Hidup dengan berbagai macam Tanaman Obat

Setelah puas melihat kebun tanaman obat, saya diajak untuk melihat lumbung pangan yang letaknya hampir berdekatan dengan posko ronda. Bangunan tinggi yang dicat merah ini menurut Pak Ulum difungsikan untuk menyimpan bahan pangan yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat yang belum terdaftar mendapatkan Bansos dari pemerintah.

Menariknya lagi Pak Ulum bercerita kalau simpanan bahan pangan ini berasal dari masyarakat desa yang mampu, mereka menyumbangkan sebagian dari hartanya untuk disimpan di lumbung pangan yang nantinya akan dibagikan kembali pada warga yang tidak mampu supaya bisa terus bertahan hidup.

Lumbung Pangan dan Obat

Konsep gotong royong memang dikenal sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia, tidak heran kalau di saat masa pandemi seperti ini masyarakat juga saling gotong royong dan saling bantu untuk bisa bertahan hidup. Setelah puas melihat lumbung pangan milik masyarakat desa Galis Barat Pak Ulum kembali mengajak saya untuk melihat fasilitas umum lainnya.

Karena jaraknya sedikit jauh jadi saya dibonceng oleh Pak Ulum menaiki sepeda motor. Di atas motor saya melihat pemandangan yang ada di desa Galis Barat, dusun yang cukup asri dan masih alami khas desa. Masyarakatnya yang mulai sibuk dengan aktifitas masing-masing, ada yang berkebun, berjualan, merawat kuda, semua dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan.

Akhirnya kami tiba di sebuah lapangan yang difusingkan sebagai lapangan bola volly. Di sana para warga bebas menggunakan fasilitas olahraga yang sudah disediakan untuk berolahraga. Seperti yang kita tahu kalau di masa pandemi ini kita harus pintar menjaga kesehatan, mengupayakan supaya imun tubuh tetap kuat agar tidak mudah tertular virus.

Lapangan Volly Sarana Olahraga Warga Desa

Fasilitas umum selanjutnya ialah tempat karantina yang berfungsi sebagai tempat perawatan warga dengan reaktif covid-19. Menurut informasi yang disampaikan oleh Pak Ulum sementara ini gedung yang dijadikan tempat karantina masih menggunakan gedung sekolah TK. Kebetulan anak-anak desa juga belum masuk sekolah, sambil terus dicarikan tempat pengganti yang akan dijadikan tempat karantina di desa.

Rumah Karantina bagi ODR maupun ODP

Fasilitas kesehatan seperti tempat tidur, meja untuk menyimpan obat dan makanan saja masih sederhana bahkan bisa dibilang belum layak untuk ditempati sebagai tempat karantina warga yang reaktif covid-19. Namun, kabar baik yang disampaikan Pak Ulum kepada saya bahwa masyarakat desa Galis Barat sampai saat ini belum ada yang positif covid-19 dan semoga saja terus tidak ada.

Tidak jauh dari tempat karantina tadi, ada sebuah posko kesehatan bagi masyarakat desa Galis Barat. Tempatnya terbilang masih sangat sederhana dan apa adanya, kalau saya lihat dari dekat masih belum banyak alat-alat kesehatan yang ada di dalamnya. Mungkin karena masih awal jadi masih butuh banyak persiapan.
Posko Kesehatan bagi Warga yang mengalami Masalah Kesehatan

Secara garis besar semua fasilitas yang ada di sini sudah terbilang cukup sebagai persiapan sekaligus memutus penyebaran Covid-19. Setelah berkiling melihat berbagai fasilitas #KampungTangguhSemeru di Desa Galis Barat, Saya memutuskan untuk pulang dan bersiap mengunjungi Kampung Tangguh lainnya.

WAWANCARA DENGAN PERANGKAT DESA GALIS BARAT


Selasa, 23 Juni 2020

Kritik dan Saran Mengenai Kampung Tangguh Semeru di Bangkalan
Kampung Tangguh Semeru yang merupakan program Polda Jawa Timur mengemban misi khusus dalam menekan angka penyebaran covid-19 di Jawa Timur. Melihat massifnya pergerakan kampung tangguh semeru di hampir semua daerah di Provinsi Jawa Timur seperti menciptakan rasa optimis bahwa kita semua mampu dan mandiri menghadapi badai pandemi covid-19.

Sarana dan prasarana yang sudah dipersiapkan mulai dari pihak Polda Jawa Timur, dan Polres siap membantu semua elemen masyarakat mensukseskan tujuan kampung tangguh semeru. Tantangan tentu ada, belum lagi harus menghadapi dinamika yang terjadi di tengah masyarakat, tapi itu semua tidak boleh membuat kita kalah.


Saran dan kritik yang membangun tentu sangat berperan penting demi suksesnya program unggulan yang merupakan bentuk kepedulian atas meningkatnya penyebaran covid-19 oleh Polda Jawa Timur Irjen. Pol. DR. Muhammad Fadli Imran, M.Si. Setelah tiga hari saya ikut turun langsung melihat ke beberapa kampung tangguh semeru yang ada di Bangkalan berikut beberapa saran juga kritik dari saya.

1. Sarana dan Pra sarana

Fasilitas umum seperti adanya Posko Kesehatan, Lumbung Pangan, Tempat Karantina dan Poskamling menjadi salah satu bagian terpenting suksesnya program kampung tangguh. Dengan sarana dan prasarana yang memadai maka tujuan dari sebuah program akan berjalan sebagaimana mestinya.

Saya ambil contoh kecilnya saja, dua dari tiga kampung tangguh semeru yang saya kunjungi beberapa hari kemarin ternyata sarana dan pra sarananya belum bisa dibilang memadai. Mulai dari kurangnya fasilitas kesehatan, tempat karantina dan posko kesehatan letaknya bersebelahan yang berisiko menjadi penyebab timbulnya pasien positif covid-19, portal masuk ke desa yang belum dijaga 24 jam.

Dalam hal ini dibutuhkan komunikasi dan tinjauan lebih rutin dari pihak Polda Jatim dan Polres kepada perangkat desa tentang sarana dan pra sarana yang tidak mungkin disediakan oleh kampung tangguh. Karena saya yakin dengan fasilitas yang lengkap tentu menjadi pemicu kepercayaan masyarakat desa bahwa program kampung tangguh semeru ini ada untuk kebaikan bersama.

2. Peran dan Tugas Perangkat Desa

Tidak bisa dipungkiri kalau perangkat desa menjadi corong Polda Jawa Timur beserta Polres dalam mensukseskan program kampung tangguh semeru. Kita sangat perlu perangkat desa dengan SDM yang mumpuni. Setidaknya perangkat desa diedukasi supaya mampu menyampaikan semua konsep dan tujuan program ini.

Kalau saya rangkumkan ada lima tugas penting peran perangkat desa.

  • Perangkat desa harus mampu dan siap dalam meng-handle arus informasi dan data masyarakat desa. Baik dari data perekonomian, data kesehatan, dan kualitas hidup masyarakat selama masa pandemi covid-19.
  • Kuatnya arus informasi mengenai wabah corona sampai mampu meresahkan masyarakat hingga menimbulkan kepanikan. Perangkat desa harus mampu membuat masyarakat tidak cemas dengan beredarnya informasi yang tidak jelas kebenarannya.
  • Pandemi covid-19 yang berdampak pada ekonomi, budaya dan sosial masyarakat membuat perangkat desa harus mampu mengambil inisiatif mitigasi dari dampak tersebut. Bagaimana nantinya masyarakat menjalankan norma dan tradisi di tengah pandemi dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
  • Fungsi pranata sosial di saat ini sangat penting terutama untuk bisa mencegah timbulnya konflik sosial di tengah masyarakat.
  • Perangkat desa rutin memberikan informasi mengenai covid-19, tujuannya tentu bukan untuk menakuti masyarakat namun dengan keterbukaan infromasi yang jelas diharapkan masyarakat desa sellau waspada tanpa rasa panik yang berlebihan. Portal desa bisa dimanfaatkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat.

3. Libatkan Para Akademisi

Pada poin yang ketiga ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya, peran akademisi yang benar-benar paham menegenai masalah covid-19 bisa mengedukasi semua masyarakat juga para perangkat desa. Mulai dari bagaimana bisa tetap sehat dan mandiri selama pandemi, membantu menguatkan perekonomian masyarakat dan bagaimana memperlakukan mereka yang terjangkit tanpa membuat konflik dan kericuhan sosial.

Efektivitas program tentu membutuhkan arahan yang jelas dan bisa dipahami oleh masyarakat agar menjadikan kampung yang tangguh di semua wilayah. Pada akhirnya keberhasilan dari program ini bersumber dari peran masyarakat. Saya yakin dengan masyarakat yang tangguh akan menciptakan #KampungTangguhSemeru sesuai arahan Polda Jawa Timur.