Letaknya yang cukup dekat dari rumah sehingga Kampung Tangguh Semeru Pejagan menjadi tujuan terakhir saya untuk terjun langsung melihat kondisi di lapangan. Semalam sebelum kunjungan ke sana, saya sudah membuat janji dan mengobrol sebentar dengan Bapak RW 1 Desa Pejagan.
Singkat cerita menurut Pak Jamal, awal mula adanya kampung tangguh semeru di Desa Pejagan ini karena adanya pasien positif covid-19 yang meninggal dunia. Tidak lama setelah pasien pertama meninggal lalu disusul oleh pasien positif kedua yang meninggal. Dari sanalah Kapolres Bangkalan AKBP. Rama Samtama Putra memberikan perintah untuk diadakan kampung tangguh di desa Pejagan.
Awalnya banyak masyarakat sekitar yang bersikap antipati dengan keputusan untuk membentuk kampung tangguh di sana. Pak Jamal menceritakan bagaimana respon sebagian masyarakat yang masih menanggap remeh apa yang dilakukan oleh perangkat desa demi menekan penyebaran angka pasien positif corona.
Pasar pagi yang ada di sana juga sempat ditutup selama tiga hari, keputusan tersebut dilakukan karena menurut Pak Jamal letak pasar dan rumah pasien positif kedua yang meninggal dunia cukup dekat. Sehingga keputusan menutup pasar sementara dibuat dengan tujuan untuk men-sterilkan lingkungan di sekitar pasar.
Kondisi Kampung Tangguh Semeru di Desa Pejagan
Korban Covid-19 Berurutan di Desa Pejagan
Tidak mudah memang meredam dinamika yang ada di masyarakat Pejagan saat itu, pro dan kontra terus ada sampai Pak Jamal pun tidak luput mendapat penilaian negatif dari masyarakatnya sendiri. Hingga akhirnya korban ke tiga covid-19 pun ada, dan kebetulan koban ke tiga masih saudara dengan korban ke dua.
Sambil menghela nafas panjang Pak Jamal melanjutkan ceritanya, mengejutkan sekali korban ke tiga ada tidak lama berselang dari meninggalnya korban ke dua dimana para korban ini masih berstatus keluarga. Lalu, tidak perlu waktu yang lama korban ke empat pun ikut menyusul menambah deretan korban covid-19.
Dari sini masyarakat yang dulunya bersikap antipati dan acuh tentang virus ini mulai waspada dan mau diajak bekerjasama, bahu membahu melindungi diri dari terpapar covid-19. Namun, kabar duka itu hadir lagi setelah korban ke lima yang lagi-lagi masih memiliki hubungan keluarga dengan korban sebelumnya ikut menyusul.
Posko Kampung Tangguh Semeru Desa Pejagan
Melihat Kesiapan Kampung Tangguh Semeru Desa Pejagan
Banyaknya korban yang berguguran karena covid-19 membuat masyarakat Desa Pejagan menjadi lebih peduli dan ikut berperan dalam suksesnya program kampung tangguh. Minggu pagi sekitar pukul 7 saya dan Pak Jamal beserta tim koordinasi kampung tangguh Pejagan siap berkeliling desa untuk melihat dan meninjau langsung fasilitas umum yang ada.
Kali ini, Kampung Tangguh Semeru Pejagan terlihat lebih siap dalam menjalankan program dari Polda Jawa Timur ini salah satunya adalah Lumbung Pangan yang sudah tersedia dalam 1 paket dan siap di distribusikan pada mereka yang terdampak Covid-19 ini
Saat saya masuk ke dalam tempat lumbung pangan dan obat-obatan di dalam sudah tersedia banyak simpanan sembako, seperti beras, telur, dan mie instan. Yang menurut Pak Jamal berasal dari sumbangan warga yang mampu dan beberapa berasal dari sumbangan donatur dari luar desa untuk diberikan kepada warga yang membutuhkan.
Disalah satu sudut ruangan ada juga Posko Kesehatan yang sudah tersedia obat obatan termasuk Tabung Oksigen untuk membantu pernafasan bagi mereka yang mempunyai masalah pada paru-paru sebagai salah satu efek dari Covid-19 ini.
Di sebelah utara, sekitar 50 meter dari Posko Kampung Tangguh Semeru ada ruang Karantina yang dikhususkan untuk warga ODR (Orang Dalam Resiko) atau ODP (Orang Dalam Pemantauan) sehingga penyebaran Covid-19 memang benar-benar di tekan dan diputus mata rantainya.
Disudut Kampung Sattowan terdapat Poskamling untuk menjaga keamanan sekaligus mendeteksi warga luar kampung yang datang ke Daerah Sattowan sebagai langkah dini memutus penyebaran Covid-19 sehingga daerah tersebut menjadi aman dan sehat.
Selain itu protokol kesehatan selama masa pandemi benar-benar dijalankan oleh masyarakat sekitar. Seperti rajin mencuci tangan bahkan kebanyakan di depan rumah warga sudah ada tempat cuci tangan lengkap dengan sabun, menjaga jarak dan wajib menggunakan masker. Semua dilakukan dengan kesadaran masing-masing, saya salut melihat kekompakan dan kerjasama antara masyarakat desa Pejagan, perangkat desa dan tentu Polres Bangkalan.
Rumah Karantina Khusus untuk ODR dan ODP
Disudut Kampung Sattowan terdapat Poskamling untuk menjaga keamanan sekaligus mendeteksi warga luar kampung yang datang ke Daerah Sattowan sebagai langkah dini memutus penyebaran Covid-19 sehingga daerah tersebut menjadi aman dan sehat.
Poskamling RT.01 RW.10 Kelurahan Pejagan
Selain itu protokol kesehatan selama masa pandemi benar-benar dijalankan oleh masyarakat sekitar. Seperti rajin mencuci tangan bahkan kebanyakan di depan rumah warga sudah ada tempat cuci tangan lengkap dengan sabun, menjaga jarak dan wajib menggunakan masker. Semua dilakukan dengan kesadaran masing-masing, saya salut melihat kekompakan dan kerjasama antara masyarakat desa Pejagan, perangkat desa dan tentu Polres Bangkalan.
Tentunya semua dilakukan demi berhasilnya program #KampungTangguhSemeru dalam menekan penyebaran virus covid-19. Semoga kedepannya tidak ada lagi warga desa Pejagan yang menjadi korban keganasan virus corona ini.
VIDEO WAWANCARA DENGAN SATGAS KAMPUNG TANGGUH SEMERU
KMP. SATTOAN - KELURAHAN PEJAGAN









0 komentar: