Tidak terasa ya sudah hampir 4 bulan lamanya masyarakat Indonesia dibuat gempar dengan adanya virus covid-19. Ya, virus ini bukan lagi sekadar mimpi, siapa saja bisa terinfeksi baik yang tua maupun mereka yang masih muda. Jujur, tidak mudah untuk bisa tetap bertahan hidup di tengah pandemi virus corona.
Masyarakat dibuat kebingungan, ketakutan, cemas, bahkan tidak sedikit lho dari mereka yang malah bersikap denial dengan kondisi saat ini. Mereka menolak mengakui kalau saat ini kita semua sedang dalam situasi yang darurat, mereka tidak mau menghadapi fakta kalau virus covid-19 ini memang nyata adanya dan berbahaya.
DAMPAK PENYEBARAN PANDEMI COVID-19
Sampai akhirnya pemerintah mengeluarkan perintah resmi untuk tetap di rumah saja, beraktifitas dari rumah saja. Anak-anak sekolah terpaksa tidak bisa belajar di sekolah, para pekerja kantor juga banyak yang ditugaskan di rumah. Tapi ternyata kondisi ini tidak berlaku bagi mereka yang bekerja untuk "makan hari ini".
Mereka terpaksa untuk tetap bekerja di luar rumah seperti biasa, melupakan kenyataan bahwa ancaman covid-19 bisa saja menghampiri kapan saja. Urusan perut memang tidak bisa ditawar, mereka rela melawan ancaman virus ini demi bisa terus bertahan hidup. Di daerah-daerah masih bisa saya temukan aktifitas pasar yang masih ramai, penarik ojek yang selalu ada, para tukang becak yang dengan sabar menanti pelanggan dan para pejuang perut lainnya.
Dilema tentu dirasakan betul oleh pemerintah, fokus pemerintah saat ini benar-benar terpecah. Di satu sisi pemerintah berjuang untuk bertahan di tengah pandemi sambil mentaati protokol kesehatan dengan strategi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan di sisi lain harus bisa mengatur kebutuhan masyarakat baik itu kesehatan, pangan, keamanan, informasi dsbnya.
Ternyata bukan cuma itu saja, pandemi saat ini mengakibatkan banyak perusahaan terpaksa memberhentikan karyawan, PHK masal pun tidak bisa dihindari. Otomatis tingkat pengangguran semakin tinggi, keadaan ekonomi mulai tidak stabil tapi kita semua dipaksa untuk bertahan dalam kondisi saat ini.
Dampak covid-19 pada sektor ekonomi, sosial dan budaya membuat masyarakat harus bisa melihat berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan. Dan untuk bisa mengatasi keadaan saat ini Kepolisian Daerah Jawa Timur mengadakan program unggulan yakni Kampung Tangguh Semeru.
WAWANCARA DENGAN KAPOLRES BANGKALAN
Rasa ingin tahu saya mengenai program Kampung Tangguh Semeru pun membuat saya datang ke Polres Bangkalan. Alhamdulillah, kedatangan saya siang itu disambut hangat oleh Kapolres Bangkalan AKBP. Rama Samtama Putra.
Kampung Tangguh Semeru sendiri merupakan progam unggulan dari Polda Jawa Timur yang bertujuan sebagai upaya melawan sekaligus memutus penyebaran virus covid-19. Program ini dimulai dari lingkup yang paling kecil dulu yakni dari desa, dengan melibatkan peran aktif masyarakat desa.
Tentu dengan peran serta masyarakat desa diharapkan Kampung Tangguh Semeru bisa efektif menanggulangi atau setidaknya bisa memutus mata rantai penyebaran virus covid-19. Kampung tangguh Semeru merupakan inovasi Kapolda Jatim Irjen DR. M Fadil Imran MSi yang berbasis pada problem solving (pemecahan masalah dengan solusi) atau problem oriented policing (POP).
#KampungTangguhSemeru juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan, sosial, ekonomi dan keamanan.
Prinsip POP sendiri adalah sebuah strategi kolaboratif antara polisi dan masyarakat yang berfokus pada pemecahan permasalahan, melalui upaya identifikasi, analisis, penentuan aplikasi pemecahan masalah dan evaluasi.
Tujuan dari prinsip POP yakni mengedukasi masyarakat untuk bisa menjadi masyarakat mandiri dan mampu menyelesaikan pemasalahan yang ada di desanya, masyarakat juga semakin peduli dengan keadaan sekitar. Bagaimana masyarakat bisa tetap sehat, produktif dan tangguh bertahan di tengah pandemi.




0 komentar: