Rabu, 24 Juni 2020

Menelisik Kampung Tangguh Semeru di Desa Galis Barat

Penasaran dengan wujud Kampung Tangguh Semeru seperti apa dan apa saja prosedur yang ada di dalamnya, akhirnya saya datang langsung ke desa di Kecamatan Galis yang ditunjuk sebagai kawasan Kampung Tangguh Semeru yaitu Desa Galis Barat, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.

Berangkat lebih pagi sambil menikmati alam Pedesaan yang hijau dengan banyaknya tumbuhan membuat saya menikmati perjalanan apalagi semenjak Pandemi Covid-19 saya lebih banyak berdiam diri dirumah mengantisipasi penyebaran wabah ini.


Melihat Lebih Dekat Kampung Tangguh Semeru di Desa Galis Barat 

Sebuah palang pintu yang terbuat dari beberapa bambu yang direkatkan spanduk dengan tulisan Kampung Tangguh Semeru menyambut kedatangan saya pagi itu. Dari pintu masuk sudah terasa ketatnya protokol kesehatan covid-19 di desa Galis Barat. Seorang warga datang mendekat ke saya untuk bertanya tujuan saya datang ke desa tersebut.

Portal Desa Galis Barat

Kebetulan sebelum pergi ke sana saya sudah membuat janji dengan salah seorang perangkat desa. Setelah mengetahui maksud dan tujuan kedatangan saya, protokol kesehatan selanjutnya yang harus saya lewati adalah pengecekan suhu tubuh. Alhamdulillah, karena suhu tubuh saya normal sehingga diizinkan masuk melewati palang bambu.

Tidak berapa lama menunggu akhirnya Pak Ulum datang, beliau adalah perangkat desa yang sudah saya hubungi dan tahu tujuan saya datang ke desa Galis Barat. Menurut penjelasan dari Pak Ulum palang pintu dijaga dari pukul 9 pagi hingga malam, memang belum 24 jam dijaga, saat tidak dijaga masyarakat desa masih bisa bebas keluar masuk.

Kemudian saya dipersilahkan untuk duduk di sebuah Poskamling yang biasa digunakan untuk menjaga keaman Desa. Sesekali pandangan saya tertuju pada situasi desa pagi itu, beberapa saya lihat ada tempat cuci tangan yang diletakkan di depan rumah para warga. Saya tersenyum, ternyata memang benar warga desa di sini turut mengambil peran demi suksesnya tujuan diadakan Kampung Tangguh Semeru.

Poskamling untuk menjaga Keamanan Desa

Di desa Galis Barat ada prosedur yang harus dilakukan bagi masyarakat luar kota yang ingin datang berkunjung. Yakni harus memiliki surat kesehatan bahwa bebas covid-19 dari Puskesmas Galis. Masyarakat yang ingin masuk ke desa harus melakukan screening dulu di puskesmas, hal ini bertujuan untuk melindungi warga desa dari risiko tertular virus covid-19.

Langsung saja setelah berbincang sebentar, Pak Ulum mengajak saya untuk berkeliling melihat fasilitas umum dan keadaan di desa Galis Barat. Tadi saat sedang diperiksa di pintu masuk saya melihat ada kebun kecil yang menarik perhatian saya, letaknya tepat di belakang posko ronda. Saya pun diajak melihat ke sana, sambil membawa kamera di tangan, kaki saya melangkah mengikuti langkah Pak Ulum.

Dan ternyata kebun kecil yang indah tersebut merupakan tanaman obat yang memang dirawat dan dibudidayakan sebagai simpanan obat alami bagi masyarakat desa. Bahkan beberapa orang warga dan tim PKK ikut turun langsung merawat berbagai macam tanaman obat yang ada di kebun tersebut.

Apotik Hidup dengan berbagai macam Tanaman Obat

Setelah puas melihat kebun tanaman obat, saya diajak untuk melihat lumbung pangan yang letaknya hampir berdekatan dengan posko ronda. Bangunan tinggi yang dicat merah ini menurut Pak Ulum difungsikan untuk menyimpan bahan pangan yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat yang belum terdaftar mendapatkan Bansos dari pemerintah.

Menariknya lagi Pak Ulum bercerita kalau simpanan bahan pangan ini berasal dari masyarakat desa yang mampu, mereka menyumbangkan sebagian dari hartanya untuk disimpan di lumbung pangan yang nantinya akan dibagikan kembali pada warga yang tidak mampu supaya bisa terus bertahan hidup.

Lumbung Pangan dan Obat

Konsep gotong royong memang dikenal sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia, tidak heran kalau di saat masa pandemi seperti ini masyarakat juga saling gotong royong dan saling bantu untuk bisa bertahan hidup. Setelah puas melihat lumbung pangan milik masyarakat desa Galis Barat Pak Ulum kembali mengajak saya untuk melihat fasilitas umum lainnya.

Karena jaraknya sedikit jauh jadi saya dibonceng oleh Pak Ulum menaiki sepeda motor. Di atas motor saya melihat pemandangan yang ada di desa Galis Barat, dusun yang cukup asri dan masih alami khas desa. Masyarakatnya yang mulai sibuk dengan aktifitas masing-masing, ada yang berkebun, berjualan, merawat kuda, semua dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan.

Akhirnya kami tiba di sebuah lapangan yang difusingkan sebagai lapangan bola volly. Di sana para warga bebas menggunakan fasilitas olahraga yang sudah disediakan untuk berolahraga. Seperti yang kita tahu kalau di masa pandemi ini kita harus pintar menjaga kesehatan, mengupayakan supaya imun tubuh tetap kuat agar tidak mudah tertular virus.

Lapangan Volly Sarana Olahraga Warga Desa

Fasilitas umum selanjutnya ialah tempat karantina yang berfungsi sebagai tempat perawatan warga dengan reaktif covid-19. Menurut informasi yang disampaikan oleh Pak Ulum sementara ini gedung yang dijadikan tempat karantina masih menggunakan gedung sekolah TK. Kebetulan anak-anak desa juga belum masuk sekolah, sambil terus dicarikan tempat pengganti yang akan dijadikan tempat karantina di desa.

Rumah Karantina bagi ODR maupun ODP

Fasilitas kesehatan seperti tempat tidur, meja untuk menyimpan obat dan makanan saja masih sederhana bahkan bisa dibilang belum layak untuk ditempati sebagai tempat karantina warga yang reaktif covid-19. Namun, kabar baik yang disampaikan Pak Ulum kepada saya bahwa masyarakat desa Galis Barat sampai saat ini belum ada yang positif covid-19 dan semoga saja terus tidak ada.

Tidak jauh dari tempat karantina tadi, ada sebuah posko kesehatan bagi masyarakat desa Galis Barat. Tempatnya terbilang masih sangat sederhana dan apa adanya, kalau saya lihat dari dekat masih belum banyak alat-alat kesehatan yang ada di dalamnya. Mungkin karena masih awal jadi masih butuh banyak persiapan.
Posko Kesehatan bagi Warga yang mengalami Masalah Kesehatan

Secara garis besar semua fasilitas yang ada di sini sudah terbilang cukup sebagai persiapan sekaligus memutus penyebaran Covid-19. Setelah berkiling melihat berbagai fasilitas #KampungTangguhSemeru di Desa Galis Barat, Saya memutuskan untuk pulang dan bersiap mengunjungi Kampung Tangguh lainnya.

WAWANCARA DENGAN PERANGKAT DESA GALIS BARAT


Previous Post
Next Post

post written by:

Halo, perkenalkan saya Riska, seorang istri dan ibu dari satu putra. Suka menulis tentang hal apa saja khususnya yang saya pahami. Salam Kenal dan jangan lupa Komentar ya..

0 komentar: